Kurikulum Tak Perlu Berubah ?

Kurikulum Harus Berubah

Salam dan Bahagia.. ibu dan bapak guru, para pengunjung setia web resmi SMK Negeri 1 Mepanga. Pada artikel kali ini, kita akan menjelajahi perbedaan dua pandangan yang mempengaruhi sebagian dari para pendidik di lingkungan kita. Dengan harapan bahwa wawasan dan pemahaman kita dapat membantu membentuk dunia yang lebih baik bagi Pendidikan di Indonesia.

Dalam era yang terus berkembang dengan cepat, pertanyaan tentang perubahan dalam sistem pendidikan sering muncul. Namun, ada suara-suara yang berpendapat bahwa pendidikan seharusnya tidak terlalu cepat berubah dan harus tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya.
Beberapa orang mengambil pendekatan konservatif terhadap kurikulum pendidikan, mempertahankan elemen-elemen yang telah terbukti, dan berpendapat bahwa perubahan besar-besaran mungkin bukan solusi terbaik dalam memperbaiki sistem pendidikan.

Bagi Ibu dan Bapak Guru yang masih berada di zona tersebut, ataukah Ibu dan Bapak Guru termasuk orang yang berseberangan dan sudah gerah dengan fenomena itu, mari membaca beberapa ilustrasi berikut:

Ilustrasi 1

Siswa Adel: Selamat pagi, Bu Susan! Bagaimana gas metana memengaruhi pemanasan global?

Guru Susan: Selamat pagi! Maaf, Ibu kurang tahu tentang peran gas metana dalam pemanasan global.

Siswa Bela: Ibu, saya juga membaca info tentang gas metana tersebut dari internet. Gas tersebut juga berpengaruh besar terhadap pemanasan global. Katanya hal ini penting untuk dipahami dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Gusu Susan: ?????

Ilustrasi 2

Seorang siswa merasa galau karena di sekolah dilarang menggunakan ponsel. Baginya, ponsel adalah alat belajar yang sangat berharga. Ia merasa ponsel bisa membantunya mengakses informasi dengan cepat dan efisien. Namun, aturan sekolah yang melarang penggunaan ponsel membuatnya merasa terbatas dan sulit mendapatkan akses ke sumber-sumber belajar yang ada di ponselnya. Siswa ini bingung antara mematuhi aturan sekolah atau memaksimalkan potensi belajarnya.

Ilustrasi 3

Kadang-kadang, di kelas ini, aku merasa seperti berada di luar lapangan. Siswa lain dengan mudah memahami apa yang guru sampaikan, sementara aku merasa terjebak dalam kebingungan.

Mereka menjawab pertanyaan guru dengan percaya diri, sementara aku hanya bisa diam. Berulang kali sudah berusaha keras untuk mengikuti, tetapi berulang kali juga dihantui perasaan tidak mampu.

Aku ingin tahu, aku ingin mengerti, dan aku ingin bisa berhasil seperti yang temanku lakukan. Tapi saat ini, rasanya sangat sulit.

Kemanakah aku harus mengadu ?

Ilustrasi 4

Menurutnya, dia bisa sukses dengan menjadi pemain bola profesional. Dia ingin mewujudkannya, tapi lingkungan memaksanya untuk selalu duduk, belajar dengan menghadapi buku teks.

Nyaris tak ada waktu baginya untuk mengembangkan bakatnya.

Renungan

Ilustrasi di atas, merupakan sebagian dari fenomena yang ada di sekitar kita, begitu nyata dan dialami oleh siswa-siswi kita. Mereka sering ketinggalan, bahkan tidak mampu mendapatkan manfaat dari apa yang mereka peroleh di bangku sekolah.

Parahnya lagi, hingga mereka dewasa nanti banyak yang memiliki profesi tidak sesuai dengan pendidikan yang mereka tempuh sebelumnya.

Mari kita bertanya!

Siapakah yang harus mewujudkan ragam keinginan peserta didik kita ini? Sampai kapan kita biarkan generasi bangsa ini seperti ini? Zaman telah berubah, kebutuhan sumber daya manusia juga telah berubah.

Bila diibaratkan pendidikan itu sebagai “resep”, dan peserta didik sebagai “masakannya”, maka kita butuh resep yang relevan dengan zaman, mengakomodir keberagaman dan Inklusivitas, serta kebutuhan lain agar “makanan” yang kita hidangkan nanti menjadi nikmat.

Mari Menjawab!

Ibu dan bapak guru yang mulia, setelah membaca sesi ilustrasi, merenung dan bertanya, mari kita jawab! Apakah Kurikulum Harus Berubah?

Bila bahan bacaan di atas dirasa masih kurang, mari membaca artikel Kurikulum Inovatif di web ini. Dan sekali lagi…, mari kita menjawab! Apakah Kurikulum Harus Berubah?

Tinggalkan jawaban dan alasannya di kolom komentar ya…..!!!!!

Terima kasih, Salam dan Bahagia.

24 thoughts on “Kurikulum Tak Perlu Berubah ?

  1. Kurikulum harus berubah?
    Atau guru yang harus berbenah?menurut hemat saya. Kedua pernyataan diatas erat kaitannya.
    Bicara pendidikan bukan mentok pada perubahan kurikulum. Sebagian pihak menafsirkan kurikulum yg berubah sesuai perkembangan zaman, mampu menciptakan generasi yabg lebih baik daripada sebelumnya. Faktanya, perubahan kurikulum adakalanya tidak diiringi oleh pembenahan pola berfikir guru. Sehingga mispresepsi tentang perubahan kurikulum marak terjadi.
    Kurangnya sosialisasi secara terbuka di tiap2 satuan pendidikan, menjadikan momok bagi mereka bahwa kurikulum merdeka hanya memerdekakan murid. Tetapi membelenggu guru.

    1. Jadi… alih2 alih belajar, yg ada adalah perbedaan persepsi ya kanda.
      Terima kasih kanda

  2. Kurikulum harus selalu berubah agar sesuai dengan perkembangan zaman, apalagi masa sekarang ini Ilmu Pengetahuan dan teknologi informasi telah berkembang dan pembelajaran akan membosankan tanpa adanya perubahan bukankah tugas kita untuk menyiapkan para peserta didik kita menghadapi zaman yang baru

  3. Saya dulu pernah mendapatkan nilai sangat rendah untuk mata pelajaran ekonomi di smp. Bukan karena tidak belajar atau tidak mau belajar, karena saya tidak suka metode letterlijh. Setiap jawaban definisi harus sama persis titik komanya dengan buku, tidak menghargai pendapat atau sudut pandang saya.

    Saat nilai saya dibacakan, semua temen2 saya melihat ke arah saya semua. “Kok bisa”, “kamu gak belajar ya”. Mereka heran dengan hasil demikian mengingat saya juga mendapatkan rangking 3 besar waktu itu.

    Saya hanya senyum dan enteng menjawab, bukan karena saya benci dengan mapelnya tapi saya kurang suka kalau jawaban definisi harus sama persis titik komanya dengan buku.

    Sepertinya kurikulum sekarang membuka ruang untuk tipikal orang seperti saya. 😊😊😁

  4. Guru belajar ilmu produk pendidikan dimasa lalu mengajarkan ilmu didapatkan di masa lalu untuk di ajarkan dimasa kini untuk mempersiapkan generasi masa depan sungguh berat tugas profesi guru. Jadi bukan kurikulum harus berubah atau tidak tapi guru harus bergerak berubah update ilmu karena sebagus apa pun kurikulum kembali ke gurunya ini

      1. Saya dulu pernah mendapatkan nilai sangat rendah untuk mata pelajaran ekonomi di smp. Bukan karena tidak belajar atau tidak mau belajar, karena saya tidak suka metode letterlijh. Setiap jawaban definisi harus sama persis titik komanya dengan buku, tidak menghargai pendapat atau sudut pandang saya.

        Saat nilai saya dibacakan, semua temen2 saya melihat ke arah saya semua. “Kok bisa”, “kamu gak belajar ya”. Mereka heran dengan hasil demikian mengingat saya juga mendapatkan rangking 3 besar waktu itu.

        Saya hanya senyum dan enteng menjawab, bukan karena saya benci dengan mapelnya tapi saya kurang suka kalau jawaban definisi harus sama persis titik komanya dengan buku.

        Sepertinya kurikulum sekarang membuka ruang untuk tipikal orang seperti saya. 😊😊😁

    1. Benar kurikulum tdk perluh berubah, namun gurunya yg diberikan pelatihan untuk meningkatkan profesi guru sesuai dgn bidang studi yang diampuknya.

  5. Kurikulum memang harus senantiasa mengikuti perkembangan zaman, tapi yang jauh lebih penting lagi adalah kompetensi gurunya yang mampu mengikuti perubahan zaman. Bila kurikulumnya sudah baik tanpa diimbangi kompetensi guru yang mumpuni niscaya tujuan kurikulum tercapai.

    1. Baik kanda,

      Mari terus belajar, bergerak, maju, bersama meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

  6. Kurikulum itu bersifat fleksibel, artinya menyesuaikan keadaan siswa dengan seiringnya kemajuan teknologi, agar dapat menciptakan peserta didik yang mampu menghadapi dan bersaing di era dimana masanya, contoh dahulu hp Nokia salah satu ponsel yang cukup canggih, tapi dengan seiring zaman si Nokia tersebut tidak bisa menyaingi android lainnya yang di dalamnya memuat aplikasi atau sofweart2 yang memudahkan pekerjaan manusia, maka tertinggal lah si Noki tadi, jadi itu salah satu kecil contoh apa bila kita tidak bisa menyeimbangkan perubahan zaman, zaman berubah maka berubahlah si kurikulum tadi🙏🙏🙂

    1. Cocok sekali bun,

      Nokia menjadi contoh konkret, bahwa inovasi juga sangat berperan untuk menjaga kelangsungan perusahaan.

  7. Menurut saya kurikulum tidak perlu dirubah. Yang perlu ditingkatkan adalah pemahaman di tingkat satuan pendidikan terhadap kurikulum yang sedang berlaku. Pernah tidak kita pribadi terfikir bahwa apa yang kita lakukan selama ini mungkin belum memenuhi standar dari kurikulum yang berlaku? . Jangan-jangan guru yang gagal menafsirkan dan memahami tujuan dan kaidah dari kurikulum yang berlaku?. Saya tidak menolak perubahan kurikulum. Tapi saya pribadi berpendapat bahwa mungkin perubahan kurikulum bukan satu-satunya solusi. Terimakasih

  8. Menurut saya, kurikulum memang harus berubah agar sesuai dengan zaman. Apalagi masa sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi informasi telah berkembang, dan pembelajaran akan terasa membosankan tanpa adanya perubahan. Untuk itu tugas kita menghadapi zaman yang baru.
    Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakter peserta didik demi membangun kompetensi kebutuhan meraka kini dan masa depan.

  9. Menurut hemat saya kurikulum saat ini sesuai dengan perkembangan zaman yang serba digital.Mau tidak mau kita harus bisa menyesuaikan.Dari beberapa ilustrasi yang kita baca peserta didik akan dengan mudah menambah informasi dan ilmu pengetahuan dari handphone yang mereka miliki sesuai dengan apa yang mereka mau.Fokus ke minat peserta didik untuk mengembangkan dan menggali potensi diri mereka. Merdeka, mereka berhak memutuskan mau ke arah mana tujuannya. Guru sebagai fasilitator untuk membantu mewujudkan impian peserta didik. Karena menurut saya sekolah adalah wadah untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi dunia nyata sesuai dengan skill/keahlian yang mereka miliki.

  10. Menurut saya, kurikulum memang harus berubah. Berubah tidak hanya menekankan pada pelajaran akademik, akan tetapi kurikulum wajib menekankan pada kemampuan siswa. Contohnya di Korea, siswa yang memutuskan untuk menjadi atlet maka ia akan belajar dan tes ujian untuk masuk di kampus khusus atlet jadi ketika dewasa dia sudah jelas akan menekuni bidang atlet, dan dia tidak perlu fokus ke pelajaran akademik saja

    1. Iya. Jadi sekolah memberi ruang dan fasilitas, atau minimal memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya.

      1. Kira2 seperti itu pak…hasilnya mereka akan bisa menjadi diri sendiri. Merdeka dehhh…heheheh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *